Selasa, 02 Agustus 2016

Alam Dirusak, Lima Tahun Lagi Warga Merapi Harus Beli Air Bersih

Rifanfinancindo
Sejumlah petani membentangkan spanduk dalam demonstrasi di perempatan Sayangan, Muntilan, Senin (2/8) siang. 


PT Rifan Financindo Berjangka - DUKUN, Ketua Komunitas Jogo Merapi Wilayah Dukun Edi Sulistiyono memperkirakan warga lereng Gunung Merapi harus membeli air bersih lima tahun lagi. Pasalnya, kerusakan alam membuat banyak mata air yang mati.

Menurut Edi faktor penambangan yang tidak terkendali dan tidak diatur dengan baik membuat fungsi hutan Gunung Merapi sebagai kawasan resapan air tidak bisa berfungsi maksimal. Hal inilah yang membuat sejumlah mata air mulai mati.

“Sudah ada dua mata air di Sawangan yang mati. Jika penambangan dibiarkan maka kerusakan akan semakin parah. Lima tahun lagi warga Merapi harus beli air bersih karena mata air mati,” ujar Edi.

Disebutkan bahwa sebelum hutan Merapi rusak mata air bermunculan di mana-mana sehingga warga Merapi bisa memeroleh air bersih secara gratis siang dan malam. Namun melimpahnya air ini diperkirakan tidak akan berlangsung lebih lama lagi.

Anggota tim advokasi Komunitas Jogo Merapi Rahmad Hendro Saputro SH mempertanyakan sikap Bupati Magelang Zaenal Arifin dan Kapolres AKBP Zain Dwi Nugroho dalam penanganan penambangan di kawasan lereng Merapi.

Disebutkan penambangan sudah merusak alam dan dilakukan dengan melanggar hukum. Namun Pemkab Magelang dan aparat dinilai membiarkan pelanggaran hukum berlangsung tanpa ada sanksi hukum.

Diungkapkan kini para petani sudah mulai kesulitan mendapatkan air untuk mengairi lahan pertaniannya. “Saat ini saja belum musim kemarau, namun sudah ada mata air yang mengering. Bagaimana jadinya kalau nanti sudah kemarau? Apakah kita menunggu datangnya bantuan dropping air?” kritik Rahmad Hendro Saputro SH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar